Magelang - 16 Juni 2013 (syamorganizer.com) Roadshow Tabligh Akbar 35 Kota “Airmata Suriah” Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Pekik takbir hampir selalu membahana di dalam Masjid An-Nur Ruhul Islam, Magelang pagi ini. Suasana kajian dalam rangkaian Roadshow 35 Kota Tabligh Akbar “Airmata Suriah” di Kota Magelang tersebut terasa begitu emosional. Para peserta tabligh akbar begitu khidmat ketika satu per satu narasumber, yakni Ust. Fahrurozi (Praktisi Dakwah dan Pemerhati Dunia Islam, Jogjakarta), Ust. Mas’ud Izzul Mujahid (Da’i dan Relawan HASI ke-6 Suriah), dan Ust. Abu Rusydan (Tokoh dan Da’i, Kudus) memaparkan kajiannya.
Para peserta masih nampak berdatangan ketika narasumber pertama, Ust. Fahrurozi memaparkan sekelumit tentang Syi’ah Nushairiyah, yakni sekte Syi’ah yang menguasai pemerintahan Suriah. Setelah berbicara panjang lebar tentang beberapa ajaran (aqidah) Syi’ah dan fakta kedzaliman yang dilakukan kelompok ini terhadap ahlussunnah, beliau mengajak kepada peserta untuk menyimpulkan, layakkah Syi’ah disebut sebagai bagian dari Islam. Dan pekik takbir peserta pun bergema sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut.
Tiga puluh menit kemudian kesempatan diberikan kepada Ust. Mas’ud Izzul Mujahid. Beliau lebih banyak memaparkan pengalaman beliau ketika menjadi bagian dari tim relawan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) ke-6. Sebagai awal paparannya, beliau menyampaikan salam dari kaum muslimin Suriah yang kemudian dijawab serentak oleh para peserta.
Tiga puluh menit kemudian kesempatan diberikan kepada Ust. Mas’ud Izzul Mujahid. Beliau lebih banyak memaparkan pengalaman beliau ketika menjadi bagian dari tim relawan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) ke-6. Sebagai awal paparannya, beliau menyampaikan salam dari kaum muslimin Suriah yang kemudian dijawab serentak oleh para peserta.
Dari hasil dialog keseharian Ust. Mas’ud dengan kaum muslimin Suriah tergambar beberapa kisah menarik namun memprihatinkan. Beliau mengisahkan bahwa dari sejak anak-anak sampai dengan kalangan ulama tidak ada satu pun yang mengatakan bahwa Syi’ah adalah Islam. Lebih dari itu, ketika ada ungkapan yang menyamakan anjing dengan Bashar Al-Assad, seorang pejuang mengingatkan Ust. Mas’ud untuk beristighfar. Kenapa? Karena menurut mereka, anjing lebih bermanfaat daripada Bashar. Anjing bisa menjaga, sedangkan Bashar justru memakan yang dijaga (rakyat). Kejadian yang sama juga terjadi ketika beliau mengucapkan Hizbulloh (tentara Syi’ah Libanon) yang membantuk rezim Bashar. Mereka meminta beliau untuk istighfar dan mengganti istilah tersebut dengan Hizbullata.
Di Suriah, lanjut beliau, rezim Bashar banyak membunuh 2 golongan (setelah sebelumnya menyiksanya), yakni ulama dan dokter (golongan intelektual). Ada kesaksian seorang pejuang Ikhwani yang pernah dipenjara oleh rezim Bashar selama 15 tahun, setiap hari disiksa dan sering menyaksikan 2 golongan tadi dibunuh di depan matanya. Ada yang ditindih kepalanya dengan batu kemudian diduduki sampai mati dan ada pula yang diinjak-injak lehernya hingga remuk dan meninggal.
Pada akhir paparan, Ust. Mas’ud menyampaikan alasan mengapa kita harus peduli terhadap Suriah. Semua agama samawi sepakat bahwa sebelum kiamat nanti akan terjadi perang yang maha dahsyat (armagedon), dan semuanya sepakat bahwa itu akan terjadi di Syam (salah satu negara di dalamnya adalah Suriah).
Selesai paparan dari Ust. Mas’ud, moderator menyerahkan waktu kepada Ust. Fahrurozi untuk memimpin acara penggalian dana kaum muslimin untuk Suriah. Para peserta terlihat antusias memberikan sebagian hartanya untuk membantu. Nampak tidak terlihat satupun peserta yang tidak beranjak dari tempat duduknya untuk kemudian melemparkan infaqnya pada selembar bendera Suriah yang sudah dipersiapkan panitia sebelumnya. Cukup menarik sesi penggalian dana ini. Dan gema takbir pun membahana.
Kesempatan terakhir diberikan kepada Ust. Abu Rusydan. Beliau menambahkan 3 bahasan. Pertama, tentang hubungan Syi’ah Rofidloh dengan Syi’ah Nushoiriyah yang sama-sama beraliran Bathiniyah. Kedua, bantahan atas pernyataan bahwa oposisi dibantu oleh Amerika. Justru perkembangan yang terjadi, oposisi yang dibantu Amerika inilah yang disinyalir sedang dipersiapkan Amerika menjelang keruntuhan Bashar, untuk menggantikan posisinya sebagai penguasa Suriah nantinya. Dan ketiga, hubungan antara jihad Afghan dengan jihad Suriah yang sama-sama berprinsip : di sinilah kita bermula, dan di Al Quds kita akan berjumpa.
Acara berakhir pada pukul 11.50 WIB setelah sebelumnya ditutup dengan sebuah pernyataan oleh moderator, bahwa jika masih ada yang menganggap Syi’ah adalah Islam, maka kemungkinan orang tersebut tidak paham Syi’ah, atau pendukung Syi’ah, atau justru dialah Syi’ah itu sendiri.
(syamorganizer.com)
0 komentar:
Posting Komentar